Jabarhotnews – Suasana berbeda tampak dalam pelaksanaan Retret Gelombang II bagi 10 kepala daerah di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Jawa Barat.
Di tengah agenda penguatan kepemimpinan itu, aspek kesehatan menjadi perhatian serius panitia penyelenggara.
Para peserta yang memiliki riwayat medis tertentu bahkan diberi penanda khusus berupa pita merah dan kuning.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengungkapkan bahwa penanda tersebut digunakan untuk membedakan tingkat kewaspadaan medis masing-masing peserta.
“Yang pakai pita merah itu ada lima orang. Yang pita kuning juga lima orang. Sisanya aman,” ujar Bima kepada awak media, dikutip Senin 23 Juni 2025.
“Sekitar sepuluh orang ada dalam pengawasan ketat, yang sangat ketat tentu yang pita merah,” Bima menambahkan.
Pita merah diberikan kepada kepala daerah dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan pengawasan sangat ketat, seperti pasca operasi besar atau memiliki gangguan jantung.
Sementara itu, pita kuning menandakan kondisi yang masih dalam kategori perlu pemantauan ringan hingga sedang, seperti anemia atau cedera lutut.
“Beberapa kita lakukan pengawasan secara khusus. Ada yang HB-nya rendah, ada yang lututnya cedera, ada juga yang pernah operasi,” jelas Bima.
Meskipun memiliki catatan medis, para peserta tetap mengikuti seluruh rangkaian kegiatan retret, namun dengan penyesuaian dan pengawasan dari tim medis dan panitia.