Jabarhotnews – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim membantah dugaan bahwa program pengadaan laptop Chromebook mandek.
Ia menegaskan bahwa sebanyak 97 persen perangkat telah diterima oleh lebih dari 77 ribu sekolah di seluruh Indonesia hingga akhir 2023.
Pernyataan ini disampaikan Nadiem menanggapi penyidikan Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook senilai hampir Rp10 triliun yang berlangsung sejak 2019 hingga 2023.
Dugaan tersebut mencakup kemungkinan markup harga dan ketidaksesuaian spesifikasi dengan kebutuhan sekolah.
“Program ini tidak mandek. Faktanya, lebih dari 97 persen laptop sudah dikirim ke 77 ribu sekolah dan tercatat aktif dalam sistem kami,” ujar Nadiem dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (10/6).
Menurut Nadiem, hasil evaluasi internal Kemendikbudristek pada 2023 menunjukkan sekitar 82 persen sekolah menggunakan perangkat Chromebook secara aktif untuk kegiatan pembelajaran, bukan semata-mata untuk pelaksanaan asesmen nasional berbasis komputer (ANBK).
Kuasa hukum Nadiem, Hotman Paris Hutapea, menambahkan bahwa laporan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menunjukkan lebih dari 90 persen penggunaan laptop sudah berjalan sesuai peruntukan.
Ia juga menyebut bahwa proses pengadaan dilakukan dengan pendampingan dari Jaksa Pengacara Negara (Jamdatun) Kejagung.
Sementara itu, Kejaksaan Agung masih melanjutkan proses penyidikan untuk menelusuri potensi kerugian negara dalam proyek pengadaan tersebut. Hingga kini, belum ada pejabat yang ditetapkan sebagai tersangka.
Program pengadaan laptop ini merupakan bagian dari upaya pemerintah mendukung digitalisasi pendidikan, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya belum memiliki sarana teknologi memadai. Namun, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran terus menjadi sorotan publik.