Jabarhotnews – Komisaris Taman Safari Indonesia sekaligus pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampau, angkat bicara terkait tuduhan serius yang diarahkan kepadanya.
Ia secara tegas membantah klaim bahwa pernah terjadi praktik penyetruman terhadap mantan pemain sirkus yang diasuh oleh OCI.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Kamis 17 April 2025, Tony menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak masuk akal dan sarat dengan upaya sensasionalisasi.
“Kalau benar disetrum, mau pakai setrum apa? Kalau setrum rumah itu nempel, enggak bisa lepas. Orang yang (nyetrum) juga bisa kena. Ini kan cuma sensasi aja,” ujarnya di hadapan wartawan pada Kamis, 17 April 2025.
Ia menjelaskan bahwa apabila seseorang benar-benar dialiri listrik sebagaimana dituduhkan, dampaknya bisa sangat fatal, bahkan mengakibatkan kematian.
“Kalau disetrum beneran, bisa meninggal orangnya. Jadi ya jelas itu bohong,” tambah Tony.
Lebih jauh, ia menyinggung adanya kesalahpahaman publik terhadap istilah “setrum”.
Menurutnya, istilah tersebut kerap digunakan secara keliru oleh masyarakat awam untuk menyebut alat “hot wire” yang sebenarnya bukan dirancang untuk menyakiti manusia.
“Hot wire itu alat yang digunakan untuk membatasi hewan agar tidak keluar dari batas. Itu bukan setrum AC, tapi DC, yang sifatnya hanya memberikan kejutan ringan. Tapi kalau masyarakat awam bilangnya ya tetap ‘setrum’,” jelas Tony.
Namun demikian, Tony menegaskan bahwa bahkan alat hot wire itu pun tidak pernah digunakan di lingkungan OCI.
Ia menyebut bahwa hewan-hewan yang dilibatkan dalam pertunjukan sirkus telah dilatih secara jinak dan tidak memerlukan alat bantu semacam itu.
“Di sirkus kami nggak ada alat kayak begitu. Hewan kami jinak, sudah dilatih. Kayak anjing juga kan nggak perlu hot wire, cukup panggilan biasa,” katanya.
Menanggapi tudingan lain yang sempat muncul di media, termasuk dugaan pemerasan hingga permintaan dana lebih dari Rp3,1 miliar, Tony menyatakan bahwa pihaknya sedang mengamati siapa aktor utama di balik berbagai tuduhan yang muncul.
“Dari awal kami tidak merespons karena ingin tahu siapa pemain utamanya. Anak-anak itu hanya diperalat. Tapi yang di belakang mereka, itu yang harus kami tindak secara hukum,” ucapnya.
Tony juga menegaskan bahwa langkah hukum sedang dipertimbangkan, namun dengan penuh kehati-hatian agar tidak berdampak pada pihak yang tak bersalah, terutama mantan pemain yang selama ini dianggap sebagai keluarga.
“Saya enggak pernah mau bicara untuk membela. Bukti-buktinya sudah ada sebagian,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang perempuan bernama Vivi yang mengaku sebagai mantan pemain sirkus di OCI, memberikan kesaksian yang menghebohkan.
Ia menyatakan bahwa dirinya menjadi korban kekerasan, termasuk penyetruman secara langsung di bagian tubuh sensitif.
“Saya diseret, dibawa ke rumah, terus disetrum. Kelamin saya disetrum sampai saya lemas. Rambut saya ditarik, saya ngompol di tempat, lalu saya dipasung,” kata Vivi dengan suara gemetar di hadapan Wakil Menteri HAM Mugiyanto awal pekan ini.
Kasus ini kini menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk Kementerian Hukum dan HAM.